Perkembangan teknologi digital saat ini begitu pesat. Istilah cryptocurrency atau mata uang kripto semakin sering didengar oleh masyarakat. Mulai dari media sosial hingga obrolan santai, topik ini menjadi pembahasan yang sangat menarik. Banyak orang mulai melirik mata uang kripto sebagai bentuk investasi, teknologi masa depan, maupun sistem keuangan alternatif.

Tapi, kalian udah tau belum? Apa itu cryptocurrency dan apa bedanya sama uang yang sering kita pakai sehari-hari? Nah, buat kamu yang belum tau, kita bahas bareng-bareng yuk!

Join komunitas untuk belajar bareng

Apa Itu Cryptocurrency?

image2

Cryptocurrency atau biasa disebut kripto adalah uang yang berbentuk digital, tidak ada fisiknya di dunia nyata. Tapi bukan sekedar uang digital seperti di aplikasi bank gitu loh ya, kripto itu nggak bisa di kontrol oleh bank sentral, artinya kripto nggak bergantung pada izin pemerintah atau perbankan untuk bisa digunakan. Jadi nggak pakai pihak ketiga lewat bank atau perusahaan keuangan lainnya. Loh terus siapa yang mengawasi transaksi kita? Jawabannya adalah komputer-komputer (node) di seluruh dunia yang saling terhubung di dalam jaringan blockchain.

Cryptocurrency itu sifatnya terdesentralisasi. Maksudnya gimana tuh? Jadi, karena kripto ini diawasi oleh komputer-komputer di seluruh dunia, tidak ada satu pihak pusat yang mengatur dan menjaga. Tapi, dengan sifatnya yang terdesentralisasi membuatnya menjadi lebih aman. Bayangin kalau semua data hanya disimpan di satu pusat saja, jika pusat itu dibobol maka semua data yang tersimpan akan hilang dan dirusak. Nah, kalo desentralisasi jadi tidak ada pusat, semua node memegang data tersebut. Dan seorang hacker harus membobol semua node tersebut. Itulah mengapa lebih aman daripada server terpusat.

baca juga: Penasaran Apa Itu Blockchain? Begini Cara Kerjanya!

image3

Nah, aman banget bukan? Tapi, kamu tau apa cryptocurrency pertama? Yap, jawabannya adalah kripto paling terkenal hingga saat ini yaitu Bitcoin. Diciptakan tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto, dengan tujuan untuk bikin sistem uang yang bebas tanpa campur tangan pemerintah atau lembaga keuangan. Sekarang kripto sudah berkembang sangat jauh. Mulai dari aplikasi keuangan tanpa bank (DeFi), bikin kontrak otomatis (smart contract), dan jual beli karya seni digital (NFT).

Sesuai namanya cryptocurrency diambil dari dua kata yaitu crypto yang artinya teknologi kriptografi yang memastikan data mu terenkripsi, dan kata currency yang artinya mata uang. Jadi cryptocurrency itu ya mata uang yang diamankan dengan kriptografi.

Apa bisa dibuat transaksi seperti layaknya uang? Jawabannya tergantung, ada beberapa negara yang sudah menerapkan kripto sebagai alat tukar, tapi ada juga negara termasuk Indonesia yang belum menganggap kripto sebagai alat tukar hanya sebagai aset digital aja. Di Indonesia, pemerintah melalui Bappebti mengatur kripto hanya sebagai komoditas saja, bukan sebagai mata uang. Nah, di Indonesia sendiri masih belum bisa jadi alat pembayaran yang sah. Kamu hanya bisa jual beli kripto lewat platform resmi, tapi masih belum bisa pakai buat belanja sehari-hari.

Bedanya dengan Mata Uang Biasa

image4

Mata uang biasa atau fiat money adalah uang yang nilainya dijamin dan diatur oleh pemerintah. Biasanya sering kita pakai buat belanja, nabung, transfer, dll. Sedangkan cryptocurrency adalah bentuk uang digital yang nggak dikontrol oleh pemerintah.

Bayangkan fiat money seperti uang kertas yang kita simpan di dompet dan crypto seperti uang digital yang kamu simpan di HP lewat aplikasi wallet. Tapi, perbedaannya bukan hanya soal fisik dan digital aja loh, tapi cara kerjanya juga berbeda, mulai dari yang mengatur, disimpan, dan digunakan. Supaya kamu lebih mudah memahami, yuk lihat perbandingannya lewat tabel di bawah ini.

Aspek Cryptocurrency Mata Uang Biasa (Fiat Money)
Kendali Tidak dikendalikan oleh pemerintah atau bank Dikendalikan oleh pemerintah dan bank sentral
Bentuk Digital, tidak ada fisiknya Fisik (kertas/koin) dan digital (di rekening)
Sistem Desentralisasi, tidak ada pusatnya (tidak menggunakan pihak ketiga) Sentralisasi, terpusat (menggunakan pihak ketiga bank)
Transaksi 24/7 tidak pernah tutup, lintas negara, tanpa perantara Tergantung jam operasional, butuh perantara seperti bank
Keamanan & Transparansi Transparan di blockchain dan profil bersifat anonim Tidak transparan (tertutup) dan dikontrol penuh oleh institusi
Nilai/Harga Sangat fluktuatif (naik turun dengan cepat) Lebih stabil tapi bisa terpengaruh inflasi
Penyimpanan Disimpan di dompet digital (wallet) Disimpan di dompet fisik atau rekening bank

Jadi, meskipun keduanya sama-sama bisa digunakan buat melakukan transaksi, cara kerja dan filosofi dibaliknya sangatlah berbeda. Crypto menawarkan kebebasan dan kendali penuh kepada pengguna, tapi di sisi lain juga punya risiko dan tanggung jawab yang lebih besar. Jadi, penting buat kamu untuk mengenal keduanya sebelum memutuskan mana yang paling cocok dengan kebutuhanmu.