Di era digital yang terus berkembang pesat, teknologi blockchain menjadi salah satu inovasi paling revolusioner yang mampu mengubah banyak sektor. Mulai dari keuangan, industri, hingga pemerintahan. Perkembangannya pun sering kali terjadi tanpa kita sadari, termasuk munculnya berbagai jaringan baru.

Nah, di sini aku ingin mengajak kamu untuk lebih memahami pembaruan terkini dari dunia blockchain dan jaringannya. Apa saja teknologi baru yang sedang dikembangkan? Dan seperti apa keunggulan dari masing-masing jaringan blockchain? Yuk kita bahas bareng!

Jangan cuma baca, yuk terjun langsung bareng komunitasnya di sini!

Teknologi Blockchain Terkini

image2

Perkembangan dunia blockchain semakin cepat dan adaptif. Ternyata Indonesia di tahun 2025 secara resmi sudah mengakui dan menetapkan blockchain sebagai bagian dari infrastruktur digital nasional melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2025. Langkah ini menandakan bahwa pemerintah mulai serius untuk mengadopsi teknologi blockchain, jadi tak hanya sebatas kripto, tapi juga untuk berbagai sektor seperti industri, pertanian, pendidikan, hingga layanan publik.

Baca juga: Sejarah Blockchain yang Wajib Kamu Tahu di Era Digital

image3

Di sisi lain secara global, infrastruktur blockchain itu sendiri sedang mengalami evolusi besar. Sebelumnya arsitektur blockchain cenderung bersifat monolithic, semuanya dijalankan dalam satu jaringan mulai dari konsensus, penyimpanan data, dan eksekusi smart contract. Kini blockchain mulai beralih ke pendekatan yang lebih modular, jadi semua tugas seperti konsensus, penyimpanan data, dan eksekusi smart contract berjalan di jaringan yang berbeda.

Penggunaan blockchain secara monolithic memang cukup stabil, akan tetapi sistem tersebut terbatas dari segi skalabilitas dan tidak efisien saat transaksi meningkat. Nah, disinilah muncul inovasi modular blockchain, yaitu sistem yang memisahkan tugas-tugas utama ke dalam jaringan yang berbeda. Nah, si pengembang sebuah project bisa nih memilih mau pake jaringan yang mana sesuai kebutuhan mereka. Misal nih, aku lagi bangun sebuah project dan cuma membutuhkan sistem konsensus, jadi aku hanya menambahkan sistem konsensus nya saja di jaringan yang berbeda, nggak harus pasang satu blockchain yang mencakup konsensus, penyimpanan data, dll. Nah, inilah yang dinamakan modular blockchain. Dengan menggunakan sistem modular blockchain ini, jadi lebih fleksibel, lebih cepat dikembangkan, dan lebih efisien buat ngatur beban kerja.

Peralihan ini bukan hanya sekedar tren teknis saja, tapi menjadi arah gerak baru industri untuk membangun fondasi Web3. Modular blockchain diyakini akan mempercepat terciptanya ekosistem blockchain multichain yang saling terhubung dan efisien.

Baca juga: Pahami Cara Kerja Crypto dan Potensi Sebagai Mata Uang Masa Depan

Jaringan-jaringan Blockchain

image4

Di dalam ekosistem blockchain ada istilah jaringan/network, ini adalah sebuah sistem yang menjalankan sebuah transaksi dan menyimpan data lewat node-node yang tersebar. Ternyata, tidak semua jaringan blockchain itu diciptakan sama loh. Tiap jaringan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, tergantung apa yang mau di akses dan dikelola. Secara umum, ada 4 tipe utama jaringan blockchain yaitu public blockchain, private blockchain, consortium blockchain, dan hybrid blockchain.

  1. Public blockchain
    Adalah jaringan terbuka yang dapat diakses oleh siapa saja tanpa izin. Jadi siapa pun bisa membaca data, mengirim transaksi, dan ikut serta dalam proses validasi blok melalui mekanisme konsensus. Nah karena terbuka, jaringan ini banyak digunakan untuk proyek-proyek yang menekankan transparan dan desentralisasi.

  2. Private blockchain
    Sebaliknya, private blockchain bersifat tertutup dan cuma bisa diakses oleh entitas tertentu yang punya akses. Jaringan jenis ini biasanya digunakan untuk kebutuhan internal perusahaan, dengan kontrol yang lebih ketat untuk siapa saja yang dapat membaca dan menulis data di dalam jaringanya.

  3. Consortium blockchain
    Jaringan ini adalah bentuk kolaboratif dari jaringan private. Kalo private blockchain, yang punya akses hanya entitas tertentu saja. Nah kalo consortium blockchain, akses dan kendali terhadap jaringannya masih bisa dibagi untuk beberapa organisasi atau entitas terpercaya. Model jaringan ini sering digunakan untuk industri yang membutuhkan kerja sama antar lembaga, seperti keuangan, logistik, dll.

  4. Hybrid blockchain
    Adalah gabungan dari dua model jaringan public dan private. Dalam jaringan hybrid, beberapa data bisa dibuka secara publik untuk transparansi, sementara untuk data informasi sensitif tetap disimpan secara private. Jaringan hybrid ini sangat fleksibel, jadi cocok untuk berbagai kebutuhan yang masih memerlukan kontrol tapi juga terbuka.

Gimana, kamu sudah paham? Jadi, dengan memahami tipe-tipe jaringan ini, kita bisa lebih bijak untuk memilih atau membangun solusi berbasis blockchain sesuai dengan kebutuhan, skala, dan tingkat keamanan yang diinginkan.